Rabu, 09 Maret 2011

rintikan air langit

Dalam hujan, tentangnya ganggu pikiranku. Sepertiga malam kala itu (28/2), dia menyapa sembari menghipnotis atas segala kekecewaanku padanya, sehingga membuat jasad ini memanas ingin bersamanya.

Tak kuasa,, sungguh tak kuasa menahan luapan rindu. Rasa itu mulai menyudutkan kebencian yang telah ku pupuk sejak 5 (lima) tahun belangan.

“Ahh, mungkin (rasa) itu hadir karena saya tengah gundah atas wanitaku,” kalimat itu yang melintas dipikirku.

Meski kutahu, rasa ini hanya membuatku berharap dan bahkan terperosok akan ketidakjelasan. Tapi, rasa itu terus menggoda sehingga merubah rasa kecewa menjadi rindu..ya kalau kata orang itu dikenal “rindu setengah mati”..

Selang beberapa detik, tak terasa kaki, tangan, jemarin menuntunku membuka hape dan mengantarkan jendela duniaku melihat kembali profil serta statusnya disebuah jejaring social.

Sambil menatap (poto)nya untuk yang kesekian kali, mungkin puluhan bahkan ratusan kali, kulihat aktifitas terbarunya. Mungkin melihat profilnya cukup membuat rindu itu hilang. Yang kuharap malah hilang tanpa tersisa..

0 komentar :